Minggu, 13 Maret 2011

Bulan Pun Telah Terbelah


Allah berfirman:
“Sungguh telah dekat hari kiamat, dan bulan pun telah terbelah.” (Q.S. Al-Qamar: 1) 

Apakah kalian akan membenarkan ayat Al-Qur’an ini yang menyebabkan masuk Islamnya pimpinan Hizb Islami Inggris? Di bawah ini adalah kisahnya.
Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah? 

Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut:
Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah.
Beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan hal itu di University Cardif, Inggris bagian Barat. Para peserta yang hadir ber-macam2, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur’an. 

Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya, “Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah mengandung mukjizat secara ilmiah?
Maka saya menjawabnya: Tidak, sebab kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjangkaunya. Dan tentang terbelahnya bulan, maka hal itu adalah mukjizat yang terjadi pada masa Rasul terakhir Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam, sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi2 sebelumnya. 

Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits2 Rasulullah, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu. Akan tetapi hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur’an dan hadits2 Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Dan memang Allah ta’alaa benar2 maha berkuasa atas segala sesuatu. 



Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah membelah bulan. Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Mekah Mukarramah ke Madinah Munawarah. Orang2 musyrik berkata, “Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (dengan nada mengejek dan meng-olok2)?

Rasulullah bertanya, “Apa yang kalian inginkan?” Mereka menjawab, “Coba belah bulan…” Rasulullah pun berdiri dan terdiam, berdoa kepada Allah agar menolongnya. Lalu Allah memberitahu Muhammad saw agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan dan terbelahlah bulan itu dengan se-benar2-nya. Serta-merta orang2 musyrik pun berujar, “Muhammad, engkau benar2 telah menyihir kami!” 

Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa sihir, memang benar bisa saja “menyihir” orang yang ada disampingnya akan tetapi tidak bisa menyihir orang yang tidak ada di tempat itu. Lalu mereka pun menunggu orang2 yang akan pulang dari perjalanan. 

Orang2 Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Mekkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan. Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Mekkah, orang2 musyrik pun bertanya, “Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?” Mereka menjawab, “Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dan saling menjauh masing2-nya kemudian bersatu kembali…” 

Maka sebagian mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir (ingkar). Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya: “Sungguh, telah dekat hari qiamat, dan telah terbelah bulan, dan ketika melihat tanda2 kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, “Ini adalah sihir yang terus-menerus”, dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap… (sampai akhir surat Al-Qamar). 

Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar. Dan setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdiri seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata, “Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. Wahai Tuan, bolehkah aku menambahkan?”
Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab: “Dipersilahkan dengan senang hati.” Daud Musa Pitkhok berkata, “Aku pernah meneliti agama2 (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemah makna2 Al-Qur’an yang mulia. Maka, aku pun berterima kasih kepadanya dan aku membawa terjemah itu pulang ke rumah. Dan ketika aku mem-buka2 terjemahan Al-Qur’an itu di rumah, maka surat yang pertama aku buka ternyata Al-Qamar. Dan aku pun membacanya: “Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah…” 

Aku bergumam: Apakah kalimat ini masuk akal? Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu? Maka, aku pun berhenti membaca ayat2 selanjutnya dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan se-hari2. Akan tetapi Allah maha tahu tentang tingkat keikhlasan hamba-Nya dalam pencarian kebenaran.
Suatu hari aku duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi antara seorang presenter Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS. Ketiga pakar antariksa tersebut bercerita tentang dana yang begitu besar dalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa, padahal saat yang sama dunia sedang mengalami masalah kelaparan, kemiskinan, sakit dan perselisihan.
Presenter berkata, “Andaikan dana itu digunakan untuk memakmurkan bumi, tentulah lebih banyak gunanya.” Ketiga pakar itu pun membela diri dengan proyek antariksanya dan berkata, “Proyek antariksa ini akan membawa dampak yang sangat positif pada banyak segmen kehidupan manusia, baik pada segi kedokteran, industri ataupun pertanian. Jadi pendanaan tersebut bukanlah hal yang sia2, akan tetapi hal itu dalam rangka pengembangan kehidupan manusia.” 

Dalam diskusi tersebut dibahas tentang turunnya astronot hingga menjejakkan kakinya di bulan, dimana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar. Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget dan berkata, “Kebodohan macam apalagi ini, dana yang begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?”
Mereka pun menjawab, “Tidak! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun.”
Mendengar hal itu, presenter itu pun bertanya, “Hakikat apa yang kalian telah capai hingga demikian mahal taruhannya?” Mereka menjawab, “Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali! 

Presenter pun bertanya, “Bagaimana kalian bisa yakin akan hal itu?” Mereka menjawab, “Kami mendapati secara pasti dari batu2-an yang terpisah (karena) terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Kami meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, “Hal ini tidak mungkin terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali!” 

Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, “Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, Mukjizat (kehebatan) benar2 telah terjadi pada diri Muhammad shallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang lalu. Allah benar2 telah meng-olok2 AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, hingga 100 juta dollar, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin! Agama Islam ini tidak mungkin salah… Lalu aku pun kembali membuka Mushhaf Al-Qur’an dan aku baca surat Al-Qamar. Dan saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam.”
Subhanallah…. 

Wassalamu’alaikum Wr.Wb. 

Thank, Tetap Semangat dan Selalu Waspada

Sabtu, 05 Maret 2011

Cerita Orang Sukses

Cara Sukses Untuk Menjadi Orang Besar

Disini yang saya maksudkan bukanlah bagaimana menjadi orang yang bertubuh besar.. he he.. ga ya. tapi bagaimana cara sukses agar bisa menjadi sesukses orang-orang besar besar itu. saya disini hanya ingin berbagi kepada anda sekalian tentang cara dan pola pikir orang besar sehingga mereka bisa menjadi orang yang sukses di berbagai hal, seperti materi ataupun kepemimpinan.... nah bagaimanakah cara mereka berfikir? mari kita simak sama-sama ceritanya.


Diceritakan suatu rapat penjualan yang sangat mengesankan. Direktur yang bertanggung jawab atas penjualan di perusahaan tersebut sangat bersemangat. Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan suatu hal yang penting, disampingnya ada seorang karyawan marketing yang mempunyai omzet penjualan yang paling tinggi. Di dalam perusahaan tersebut, orang ini termasuk yang sangat sederhana dalam perilakunya meskipun begitu, ia sudah menghasilkan omzet penjualan lebih kurang 50 juta per tahun, sedangkan karyawan yang lain sekitar 10 jutaan.

Sang direktur menantang rapat tersebut. Inilah yang ia katakan, ‘”Saya ingin kalian semua memperhatikan si Amin baik-baik, dan tanyakan pada diri kalian sendiri, apa yang si Amin miliki dan tidak kalian punyai.” Seluruh karyawan terdiam. Secara fakta si Amin mendapatkan lima kali lebih banyak dari yang lain, tetapi apakah si Amin lima kali lebih pintar dari kalian? Tidak, menurut hasil tes personalia perusahaan tersebut, ia hanya berkemampuan rata-rata didepartemen tersebut.

Apakah si Amin pendidikannya lebih tinggi? Ternyata tidak juga, bahkan banyak karyawan lain yang
memiliki pendidikan lebih tinggi dengan IP yang baik. Jadi pendek kata, si Amin kira-kira sama dengan rata-rata karyawan pada umumnya kecuali satu hal. Perbedaan diantara si Amin dengan kalian semua adalah si Amin berpikir lima kali lebih besar dibandingkan kalian.

Dari kisah ini dapat kita simpulkan bahwa suatu keberhasilan bukan ditentukan oleh besarnya otak seseorang (baca: kecerdasan), melainkan oleh besarnya cara berpikir seseorang. Kesuksesan seseorang tidak diukur dari gelar akademisnya, atau latar belakang keluarganya, tetapi mereka diukur berdasarkan besar kecilnya cara berpikir mereka, seberapa besar kita berpikir akan menentukan ukuran prestasi kita. Pernahkah kita bertanya kepada diri kita sendiri,


”Apa kelemahan kita yang terbesar”? Barangkali kelemahan manusia yang terbesar adalah sikap mencela diri sendiri. Hal ini tidak kita sadari sering kita lakukan.

Contoh: Kita melihat sebuah lowongan pekerjaan yang diiklankan di koran. Pekerjaan ini persis seperti apa yang diinginkan. Akan tetapi ia tidak melakukan apapun sehubungan dengan lowongan tersebut, karena ia berpikir, ”Saya tidak cukup ahli untuk melakukan pekerjaan itu, jadi mengapa harus repot-repot”. Atau mungkin pada saat kita mengisi formulir lamaran untuk suatu pekerjaan, salah satu pertanyaan berbunyi, ”Berapa gaji awal yang Anda harapkan?” orang tersebut menuliskan angka yang kecil saja karena ia merasa bahwa ia benar-benar tidak layak mendapatkan jumlah yang lebih besar seperti yang ia inginkan.

Memang baik jika kita mengenali ketidakmampuan kita, karena hal ini memperlihatkan kepada kita bidang-bidang yang masih dapat kita perbaiki. Akan tetapi jika kita hanya mengenal sisi negatif diri kita, maka nilai diri kita pun menjadi kecil.

Berpikirlah besar maka kita akan hidup besar, baik hidup besar di dalam kebahagiaan, hidup besar dalam prestasi, besar dalam pendapatan, maupun besar dalam jumlah teman yang kita miliki. Mulailah detik ini juga, untuk menemukan bagaimana membuat pemikiran-pemikiran besar. Sebab hidup ini terlalu singkat untuk berpikir kecil dan berbuat hal-hal yang kecil.


Note: Sebagian besar tulisan ini dikutip dari Buku The Magic Of Thinking Big karangan David J. Schwartz dan di terjemahkan dalam bahasa Indonesia dalam Buku Berpikir dan Berjiwa Besar oleh Drs. F.X.Budiyanto serta Binarupa Aksara sebagai penerbit di Indonesia. (Buku yang sangat luar biasa yang perlu anda miliki)

Thank, Tetap Semangat dan Selalu Waspada
By : Senkom Bekasi Raya