Selasa, 08 Februari 2011

Waspada Majalah Hidayah & Pop

Maaf saya hanya mengkopi.., MAJALAH HIDAYAH DAN POP,TERNYATA SAUDARA KANDUNG

September 7, 2006

Saya sangat khawatir dengan perkembangan “Islam Belatung” yang cukup pesat sekarang ini. Yang saya maksud dengan “Islam Belatung” adalah Islam yang digambarkan melalui cerita teror-horor seperti “belatung keluar dari perut si fulan karena melakukan dosa anu” atau “kuburan tak mau menerima jasad sifulan karena dosa anu” dan cerita2 semacamnya. Maaf jika istilah saya untuk menggambarkan ‘Islam’ yang disampaikan dengan cara itu cukup kasar, sebab saya kira cerita2 demikian sesungguhnya dusta dan hanya menodai kesucian dan kemurnian Islam yang “sejati”. Cerita2 itu sekadar sampah, yang karena ketidaktahuan umat Islam, kemudian menjadi seolah-olah kisah agung yang wajib diketahui semua muslim yang saleh..

Sekitar dua-tiga tahun lalu, saya masih ingat persis seorang teman yang juga alumni HMI Bogor pernah bercerita kepada saya. Dia waktu itu reporter majalah Gatra dan sedang ditugaskan untuk menginvestigasi majalah Hidayah-Intisari Islam, sebab majalah tsb dianggap fenomenal. Dalam arti, oplag-nya besar meskipun usianya relatif baru beberapa tahun.

Ketika datang ke kantor majalah Hidayah, ia sempat kebingungan karena tempat yang didatangi ternyata kantor tabloid Pop, tabloid porno. Hampir balik lagi karena menyangka salah alamat, ia tanya orang2 di tempat itu. Ealah… ternyata kantor Hidayah letaknya juga di tempat yang sama. Ia penasaran, mengapa tabloid dari ‘aliran’ berbeda bisa menempati kantor yang sama? Selidik punya selidik, ternyata penerbit keduanya sama, yaitu PT Varia Pop Nusantara.

Setelah mendengar cerita dia, saya cek dengan melihat nama penerbit pada majalah dan tabloid tsb. Astaghfirullah, ternyata sama… PT Varia Pop Nusantara.. Silakan teman2 juga cek langsung. Teman saya juga sempat bertanya kepada pimred Hidayah waktu itu, apakah cerita yang ditampilkan dalam Hidayah benar adanya. Dijawab, bahwa cerita2 tsb diperoleh reporter Hidayah dari masyarakat. Benar tidaknya wallahu a’lam!

Kesimpulan saya:
1. Karena penerbitnya sama, sebenarnya tujuan Hidayah dan Pop juga sama, yakni, mencari untung sebesar2nya. Bedanya, Pop membidik pasar pria2 mesum, sedangkan Hidayah mentargetkan pasar kaum muslim kebanyakan. Saya tidak tahu seberapa besar jumlah pria mesum yang suka Pop. Tetapi, jumlah kaum muslim yang bisa dipikat dengan cerita2 horor yang ditampilkan Hidayah, saya yakin sangat banyak. Terbukti, Hidayah dibeli banyak orang.

2. Strategi yang digunakan penerbit tsb adalah “mengalalkan segala cara”. Porno atau ‘Islami’, selama itu menguntungkan, sikat teruss…

3. Ada kemungkinan, keuntungan dari Hidayah digunakan untuk mensubsidi Pop. (Pop butuh subsidi karena kalah bersaing dengan media porno sejenis, menurut info seorang teman yang lain). Jadi kalau kita beli Hidayah, sama saja mensupport Pop.

4.Asumsi saya, siapapun di balik majalah Pop adalah manusia bejat moral. Tidak logis jika manusia semacam itu, melalui majalah Hidayah-nya, punya niat baik untuk mendakwahkan Islam yang benar.

5.Majalah Hidayah adalah majalah tipu2 dan menyesatkan umat Islam. Demikian pula majalah sejenis yang akhir2 ini bermunculan. Saya bertanya-tanya, apakah kyai2 kita tidak tahu hal ini?

Dalam rubrik konsultasi majalah Hidayah, salah satu pengisinya adalah Kyai Ali Yafie, kyai sepuh yang tak diragukan lagi kualitas keilmuannya terutama dalam bidang ilmu fiqih. (Dalam versi Hidayah sekarang, juga ada Ust Arifin Ilham ulama2 lain yang cukup terkenal).

Saya tidak pernah mendengar Nabi mengajarkan Islam dengan cerita2 horor. Kalaupun ada dalam Quran hanyalah cerita2 tentang neraka, tak lebih dari itu. Islam yang disampaikan Nabi adalah Islam yang penuh hikmah dan mauidzah.

Thank, tetap Semangat dan selalu waspada...
Jaya 21.55

Tidak ada komentar:

Posting Komentar