Jumat, 12 April 2013

SENKOM GELAR DIKLATNAS KAMTIBMAS DAN TELEMATIKA



Jakarta - Bertempat di kawasan Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta Timur, Selasa (9/4/2013) Sentra Komunikasi Mitra Polri atau disingkat SENKOM, melaksanakan upacara Pembukaan DIKLAT KAMTIBMAS DAN TELEMATIKA ANGKATAN IV TAHUN 2013, dihadiri sejumlah pejabat lembaga Negara seperti dari Kementerian, sejumlah pejabat Kepolisian dan TNI, serta tokoh berbagai ormas dan organisasi kepemudaan. Peserta diklat sebanyak 1500 peserta berasal dari perwakilan seluruh Indonesia, akan mengikuti kegiatan selama tiga hari kedepan, 9-11 April 2013. Disamping mengikuti kegiatan diklat yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan personil (puanpers) anggota SENKOM, juga dilakukan Rakornas dengan Mabes Polri untuk kembali mengevaluasi berbagai peran serta SENKOM dalam kegiatan Kamtibmas serta sosialisasi program tahun 2013 dan memperkenalkan kepengurusan nasional, serta propinsi.

Ketua Umum Senkom Mitra Polri, H.M Sirot, SH, SIP mengatakan, tujuan diadakan diklat ini selain untuk meningkatkan kemampuan personil SENKOM juga untuk mengokohkan kembali semangat serta komitmen dalam peran serta sebagai warga negara memperkokoh persatuan dan kesatuan. Sebagaimana diketahui dewasa ini semakin banyak dan semakin tinggi ancaman terhadap persatuan dan kesatuan ditengah masyarakat, yang ini jelas akan melemahkan sendi-sendi kita dalam berbangsa dan bernegara. "Untuk itu, kemampuan personil masyarakat yang tergabung dalam KUATCAD (kekuatan cadangan) harus ditingkatkan sehingga benar-benar menjadi RATIH (Rakyat Terlatih, red) yang siap berperan dalam menjaga ketertiban dalam hidup bermasyarakat. Apalagi ancaman itu juga makin canggih, tak hanya fisik, melainkan juga ideologi yang mengancam landasan kita dalam berbangsa dan bernegara,

Demikian halnya kejahatan Cyber, dengan kemampuan di bidang telematika personil senkom juga dapat membantu pemerintah dalam melacak dan melakukan intercept terhadap pelaku cybercrime," terang Sirot. "Pelatihan ini juga menjadi semacam ujian bagi personil SENKOM mengenai komitmen kami dalam peran aktif terhadap negara. Mereka datang dari seluruh Indonesia membiayai dirinya sendiri sehingga diklat ini bisa berlangsung. Hal mana jarang terjadi sebuah organisasi kemasyarakatan yang kemandiriannya seperti SENKOM ini," jelas Sirot. Dalam rekrutmen, seorang calon anggota SENKOM harus memiliki penghasilan tetap baik dengan bekerja atau memiliki usaha sendiri. Dari sinilah kemandirian itu terbentuk karena anggota bisa membiayai dirinya sendiri dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan di tingkat nasional maupun di daerah masing-masing. Disamping kemandirian, seleksi masuk SENKOM juga tergolong ketat, karena seorang calon anggota harus menjalani test kecakapan hingga dinyatakan lulus.

Namun yang biasanya dianggap sulit justru komitmen moral ketika seorang calon anggota harus dapat membuktikan dirinya "bersih" dari Moh Limo atau tidak melakukan lima hal. "Moh Limo ini falsafah yang dikenalkan oleh Sunan Ampel, salah satu Walisongo, memang tidak ada dalam AD/ART namun harus lolos dalam fit and proper test calon anggota. Moh Limo ini mencakup "5 tidak": Tidak Madat atau narkoba (termasuk tidak merokok); Tidak Madon (main perempuan), Tidak Minum Miras, Tidak Main (judi), Tidak Maling (kriminil). Sebab itulah pola rekrutmen pun selain dilakukan dengan sistem rekomendasi," ungkap Ketum Senkom menjelaskan. [rachmat/mahar/generasiindonesia.com]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar